Makalah tentang Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Berat Badan Akseptor KB suntik
Senin, 13 Juni 2016
Kamis, 09 Juni 2016
Rabu, 20 April 2016
Makalah Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Berat Badan Akseptor KB Suntik
MAKALAH
“HUBUNGAN PENGGUNAAN
ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB”
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa
Indonesia
Dosen pembimbing :
Drs.
Subandi, M.Pd.
Disusun oleh :
Nama :
Evika Maya Asri
NIM : 201401018
Semester :
IV
AKBID HARAPAN MULYA
PONOROGO
Tahun
Ajaran 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat allah SWT yang telah memberI taufiq hidayah serta inayahnya
sehingga kita semua masih bisa beraktifitas sebagaimana seperti biasanya termasuk
juga dengan penulis hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah
BAHASA INDONESIA yang berjudul “Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik
dengan berat badan akseptor KB suntik”.
Makalah
ini disusun agar pembaca bisa menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan
yang ada mengenai pentingnya dilakukanya personal hygiene pada ibu hamil, dan
kami sajikan dalam sebuah susunan makalah yang ringkas, mudah untuk dibaca dan
difahami.
Penulis
juga tak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada rekan-rekan satu tim yang
sudah membantu serta dosen yang sudah membimbing supaya penulis bisa membuat
makalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga menjadi makalah yang baik
dan benar.
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan
mengenai personal hygiene pada ibu hamil. Dan tidak lupa penulis mohon maaf
atas kekurangan atau kesalahan dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik
serta sarannya. Terimakasih.
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Rumusan Masalah
3.
Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep KB Suntik
1. Konsep
Dasar Kontrasepsi Suntikan
a. Pengertian
Kontrasepsi
b. Cara
penggunaan Kontrasepsi
c. Waktu
mulai menggunakan Kontrasepsi suntikan
d. Keuntungan
Kontrasepsi
e. Kerugian
Kontrasepsi
f. Yang
boleh menggunakan suntikan
g. Yang
tidak boleh menggunakan suntikan
h. Cara
kerja
i.
Peringatan bagi pemakai kontrasepsi
suntikan
B.
Berat Badan
a. Pengertian
berat badan
C.
Pengaruh Kontrasepsi Suntik Dengan
Peningkatan Berat Badan
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh Negara
berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk
mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya
pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Gerakan Keluarga
Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan
juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di Indonesia saat ini diperkirakan bahwa, dalam satu
tahun jumlah penduduknya bertambah 361 jiwa, dalam satu menit bertambah enam
jiwa. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah
penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hak ini diselenggarakan
melalui pengendalian kualitas penduduk dan peningkatan kualitas insane dan
sumber Daya Manusia (SDM). Karakteristik
pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk,
Keluarga Berencana dan dengan cara pengembangan kualitas, penduduk melalui
perwujudan keluarga kecil yang berkualitas (Badan Kependudukan Dan Keluarga
Berencana Nasional). (BKKBN, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan alat Kontrasepsi suntik ?
2. Bagaimana Karakteristik berat badan akseptor KB suntik?
3.
Bagaimana Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan berat badan
akseptor KB suntik?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan berat badan
akseptor KB suntik
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Bagaimana penggunaan alat kontrasepsi
suntik?
2. bagaimana karakteristik berat badan
akseptor KB suntik?
3.
Bagaimana hubungan penggunaan alata kontrasepsi suntik dengan berat badan
akseptor KB suntik?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep KB Suntik
2. Konsep
Dasar Kontrasepsi Suntikan
a. Pengertian
Kontrasepsi
Menurut
WHO (World healh Organization) Expert commite 1970: Keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapat
obyektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan. Mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
suami istri, menentukan jenis anak dalam keluarga. (Hartanto, 2004).
b. Cara
Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
· Kontrasepsi
suntikan DMPA di berikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuscular
dalam di daerah pantat. Apabila suntikan di berikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan
di berikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3
injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi ke lima
diberikan setiap 12 minggu.
· Bersihkan
kulit yang akan di suntik dengan kapas alcohol yang di basahi oleh
etil/isopropyl alcohol 60% - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik.
Setelah kulit kering baru disuntik.
· Kocok
dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul,
upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
c. Waktu
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
·
Setiap saat selama siklus haid, asal ibu
tersebut tidak hamil
·
Mulai hari pertama sampai hari ke-7
siklus haid.
· Pada
ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja
ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
· Ibu
yang menggunakan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
· Bila
ibu sedang menggunakan jenis kontasepsi jenis lain dan ingin menggantinya
dengan jenis lain kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan
yang akan diberikan di mulai pada saat jadual kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya.
· Ibu
yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari
ke-7 haid,ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
· Ibu
ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak
hamil.
· Ibu
tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d. Keuntungan
Kontrasepsi
·
Resiko terhadap kesehatan kecil.
·
Tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri.
·
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
·
Jangka panjang.
·
Efek samping sangat kecil.
·
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
e. Kerugian
Kontrasepsi
·
Terjadi perubahan pada pola haid,
seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai
10 hari.
·
Mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
·
Ketergantungan klien terhadap pelayanan
kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
·
Efektifitasnya berkurang bila digunakan
bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat
tuberkolosis (Rifampisin).
·
Dapat terjadi efek samping yang serius,
seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinan timbulnya tumor hati.
·
Penambahan berat badan.
·
Tidak menjamin perlindungan terhadap
penyakit infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
·
Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f. Yang
Boleh Menggunakan Suntikan
·
Usia reproduksi.
·
Telah memiliki anak, ataupun yang belum
memiliki anak.
·
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan
efektivitas yang tinggi.
·
Menyusui ASI pasca persalinan >6
bulan.
·
Pasca persalinan dan tidak menyusi.
·
Anemia.
·
Nyeri haid hebat.
·
Riwayat kehamilan ektopik.
·
Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
g. Yang
Tidak Boleh Menggunakan Suntikan
·
Hamil Atau diduga hamil.
·
Menyusui di bawah 6 minggu pasca
persalinan.
·
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
·
Penyakit hati akut (virus hepatitis).
·
Usia >35 tahun yang merokok.
·
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau
dengan tekanan darah tinggi (>180/110mmHg).
·
Riwayat kelainan tromboemboli atau
dengan kencing manis >20 tahun.
·
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan
kepala atau migrain.
·
Keganasan pada payudara.
h. Cara
Kerja
·
Menekan Ovulasi.
·
Membuat lender serviks menjadi kental
sehingga penetrasi sperma terganggu.
·
Perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu.
·
Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
i.
Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi
Suntikan
·
Setiap terlambat haid harus dipikirkan
adanya kemungkinan kehamilan.
·
Nyeri abdomen bawah yang berat
kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
·
Timbulnya abses atau perdarahan tempat
injeksi.
·
Sakit kepala migraine, sakit kepala yang
berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
·
Perdarahan berat yang 2 kali lebih
panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.
Bila terjadi hal-hal
yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik.
B. Berat Badan
1. Pengertian
Pengertian menurut
Soetjiningsih adalah hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Terdapat
beberapa factor yang mempengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokan
menjadi dua, yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal mencangkup
faktor-faktor hereditas seperti gen, regulasi termis, dan metabolisme. Faktor
eksternal mencangkup aktivitas fisik, dan asupan makanan.
C. Pengaruh Kontrasepsi Suntik DMPA
dengan peningkatan Berat Badan
Depo provera ialah
6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral,
mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam penggunaan
jangka panjang DMPA (hingga dua tahun)turut memicu terjadinya peningkatan berat
badan, kanker, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat karena
penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormone esterogen
dan progesterone dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang
normal menjadi tidak normal bila sudah dua tahun, kita harus pindah ke system
KB yang lain, seperti KB kondom, spiral, atau kalender (Saifudin, 2006).
Umumnya pertumbuhan
berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg
dalam tahun pertama penyuntikan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas.
Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi
cairan tubuh. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan
di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya
(Hartanto, 2004).
Kenaikan BB,
kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah,
selain itu hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan BB
bertambah.
Hasil penelitian Rohani Agustina
(2008) menunjukan adanya pengaruh yang penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap
perubahan berat badan. Dari 57 responden yang diamati 31 mengalami perubahan
berat badan dan 19 tidak mengalami perubahan berat badan. Hasil penelitian
tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi
DMPA terhadap perubahan berat badan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian
untuk mengetahui pengaruh penggunaan KB DMPA terhadap kenaikan berat badan pada
akseptor KB DMPA sebagai berikut :
1. Akseptor
KB DMPA lebih berisiko mengalami kenaikan berat badan 2.310 lebih besar
dibandingkan bukan akseptor KB DMPA, sehingga KB DMPA mempunyai pengaruh lebih
besar dibandingkan bukan akseptor KB DMPA.
2. KB
Suntik bukan faktor utama yang menyebabkan kenaikan berat badan ditunjukan
hasil uji signifikan dengan Cochran & Mantel Haenszel.
B.
Saran
1.
Peneliti ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Melalui jumlah responden yang lebih
besar dan jumlah variable, misalnya umur, asupan makanan, gaya hidup, aktivitas
dan lain-lain.
2.
Bidan dan petugas kesehatan lain dapat
memberikan konseling tentang efek samping KB suntik sehingga tidak ada
kekhawatiran dari akseptor KB tersebut.
3.
Institusi kesehatan dapat memberikan
penyuluhan tentang KB suntik sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang
benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Saifudin,
abdul bari (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. YBPSP.
Saifudin,
abdul bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. YBPSP.
Varney, Hellen
(et.all). (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Ratih,
S. (2009). Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan, http://semararatih.wordpress.com
diunduh tanggal 20 April 2016.
Langganan:
Postingan (Atom)