Rabu, 20 April 2016

Makalah Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Berat Badan Akseptor KB Suntik



MAKALAH
“HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB”

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Dosen pembimbing :
Drs. Subandi, M.Pd.



logo.png
 











Disusun oleh :
Nama   :  Evika Maya Asri
NIM                :  201401018
Semester          :  IV






AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO
Tahun Ajaran 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberI taufiq hidayah serta inayahnya sehingga kita semua masih bisa beraktifitas sebagaimana seperti biasanya termasuk juga dengan penulis hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah BAHASA INDONESIA yang berjudul “Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan berat badan akseptor KB suntik”.
Makalah ini disusun agar pembaca bisa menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan yang ada mengenai pentingnya dilakukanya personal hygiene pada ibu hamil, dan kami sajikan dalam sebuah susunan makalah yang ringkas, mudah untuk dibaca dan difahami.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada rekan-rekan satu tim yang sudah membantu serta dosen yang sudah membimbing supaya penulis bisa membuat makalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan mengenai personal hygiene pada ibu hamil. Dan tidak lupa penulis mohon maaf atas kekurangan atau kesalahan dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik serta sarannya. Terimakasih.










DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
2.      Rumusan Masalah
3.      Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep KB Suntik
1.      Konsep Dasar Kontrasepsi Suntikan
a.       Pengertian Kontrasepsi
b.      Cara penggunaan Kontrasepsi
c.       Waktu mulai menggunakan Kontrasepsi suntikan
d.      Keuntungan Kontrasepsi
e.       Kerugian Kontrasepsi
f.       Yang boleh menggunakan suntikan
g.      Yang tidak boleh menggunakan suntikan
h.      Cara kerja
i.        Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan
B.     Berat Badan
a.       Pengertian berat badan
C.     Pengaruh Kontrasepsi Suntik Dengan Peningkatan Berat Badan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh Negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
            Di Indonesia saat ini diperkirakan bahwa, dalam satu tahun jumlah penduduknya bertambah 361 jiwa, dalam satu menit bertambah enam jiwa. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hak ini diselenggarakan melalui pengendalian kualitas penduduk dan peningkatan kualitas insane dan sumber Daya  Manusia (SDM). Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, Keluarga Berencana dan dengan cara pengembangan kualitas, penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional). (BKKBN, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
            1. Bagaimana Penggunaan alat Kontrasepsi suntik ?
            2. Bagaimana Karakteristik berat badan akseptor KB suntik?
3. Bagaimana Hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan berat badan akseptor KB suntik?
1.3 Tujuan Penelitian
            1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Penggunaan  alat kontrasepsi suntik dengan berat badan akseptor KB suntik
1.3.2 Tujuan Khusus
                        1. Bagaimana penggunaan alat kontrasepsi suntik?
                        2. bagaimana karakteristik berat badan akseptor KB suntik?
3. Bagaimana hubungan penggunaan alata kontrasepsi suntik dengan berat badan akseptor KB suntik?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep KB Suntik
2.      Konsep Dasar Kontrasepsi Suntikan
a.       Pengertian Kontrasepsi
Menurut WHO (World healh Organization) Expert commite 1970: Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapat obyektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan. Mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri, menentukan jenis anak dalam keluarga. (Hartanto, 2004).

b.      Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
·   Kontrasepsi suntikan DMPA di berikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuscular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan di berikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan di berikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi ke lima diberikan setiap 12 minggu.
·   Bersihkan kulit yang akan di suntik dengan kapas alcohol yang di basahi oleh etil/isopropyl alcohol 60% - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
·   Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.


c.       Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
·   Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
·   Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
·   Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
·   Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
·   Bila ibu sedang menggunakan jenis kontasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis lain kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan di mulai pada saat jadual kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
·   Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid,ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
·   Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
·   Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.


d.      Keuntungan Kontrasepsi
·         Resiko terhadap kesehatan kecil.
·         Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
·         Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
·         Jangka panjang.
·         Efek samping sangat kecil.
·         Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.


e.       Kerugian Kontrasepsi
·         Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
·         Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
·         Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
·         Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberkolosis (Rifampisin).
·         Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
·         Penambahan berat badan.
·         Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
·         Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

f.       Yang Boleh Menggunakan Suntikan
·         Usia reproduksi.
·         Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
·         Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
·         Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan.
·         Pasca persalinan dan tidak menyusi.
·         Anemia.
·         Nyeri haid hebat.
·         Riwayat kehamilan ektopik.
·         Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.


g.      Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan
·         Hamil Atau diduga hamil.
·         Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan.
·         Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
·         Penyakit hati akut (virus hepatitis).
·         Usia >35 tahun yang merokok.
·         Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110mmHg).
·         Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun.
·         Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan kepala atau migrain.
·         Keganasan pada payudara.

h.      Cara Kerja
·         Menekan Ovulasi.
·         Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
·         Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
·         Menghambat transportasi gamet oleh tuba.


i.        Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan
·         Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
·         Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
·         Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
·         Sakit kepala migraine, sakit kepala yang berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
·         Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.
Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik.


B.     Berat Badan
1.      Pengertian
Pengertian menurut Soetjiningsih adalah hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokan menjadi dua, yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal mencangkup faktor-faktor hereditas seperti gen, regulasi termis, dan metabolisme. Faktor eksternal mencangkup aktivitas fisik, dan asupan makanan.

C.    Pengaruh Kontrasepsi Suntik DMPA dengan peningkatan Berat Badan
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam penggunaan jangka panjang DMPA (hingga dua tahun)turut memicu terjadinya peningkatan berat badan, kanker, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormone esterogen dan progesterone dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal bila sudah dua tahun, kita harus pindah ke system KB yang lain, seperti KB kondom, spiral, atau kalender (Saifudin, 2006).
Umumnya pertumbuhan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama penyuntikan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya (Hartanto, 2004).
Kenaikan BB, kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan BB bertambah.
Hasil penelitian Rohani Agustina (2008) menunjukan adanya pengaruh yang penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan. Dari 57 responden yang diamati 31 mengalami perubahan berat badan dan 19 tidak mengalami perubahan berat badan. Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan KB DMPA terhadap kenaikan berat badan pada akseptor KB DMPA sebagai berikut :
1.      Akseptor KB DMPA lebih berisiko mengalami kenaikan berat badan 2.310 lebih besar dibandingkan bukan akseptor KB DMPA, sehingga KB DMPA mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan bukan akseptor KB DMPA.
2.      KB Suntik bukan faktor utama yang menyebabkan kenaikan berat badan ditunjukan hasil uji signifikan dengan Cochran & Mantel Haenszel.


B.     Saran
1.      Peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Melalui jumlah responden yang lebih besar dan jumlah variable, misalnya umur, asupan makanan, gaya hidup, aktivitas dan lain-lain.
2.      Bidan dan petugas kesehatan lain dapat memberikan konseling tentang efek samping KB suntik sehingga tidak ada kekhawatiran dari akseptor KB tersebut.
3.      Institusi kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang KB suntik sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar. 

















DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, abdul bari (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. YBPSP.
Saifudin, abdul bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. YBPSP.
Varney, Hellen (et.all). (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Ratih, S. (2009). Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan, http://semararatih.wordpress.com diunduh  tanggal 20 April 2016.
BKKBN, E (2002). Keluarga Berencan, http://riau.bkkbn.go.id/old/ di unduh tanggal 20 April 2016.